Kamis, 17 Maret 2022

THEMA : “ BERDOA, BERARTI MENDEKATKAN DIRI KEPADA TUHAN “

 

MATIUS 11 : 28-30
(Untuk Ibadah Persekutuan Kaum Bapak)


Persekutuan Kaum Bapak yang Tuhan Yesus kasihi, .......
Seorang Pemuda sedang kebingungan karena kehilangan pekerjaan. Dalam kebingungan itu ia datang kepada Pendetanya dengan berkeluh kesah. “Saya sudah berdoa, tetapi Tuhan tidak menjawab”, begitu keluhnya. Sang Pendeta mengucapkan sesuatu sebagai jawabannya, tetapi suaranya begitu pelan, sehingga tidak jelas bagi pemuda itu. Maka ia datang lebih dekat kepada sang Pendeta untuk bisa mendengar lebih jelas. Pendeta itu mengulangi jawabannya, tapi si pemuda tetap belum juga bisa mendengar. Akhirnya Pemuda itu mendekatkan kepalanya ke kepala sang Pendeta dan Pendeta itu dengan berbisik mengatakan: “Tuhan kadang-kadang berbisik, kita harus mendekat supaya mengerti.” Sekarang Pemuda itu mengerti.
Dalam menjalani hidup ini terkadang ada banyak hal yang terjadi yang tidak dapat kita selami dengan akal pikiran kita sebagai manusia. Dan hal itu pula yang dirasakan oleh orang-orang percaya pada masa Yesus, dan juga orang-orang percaya pada masa Injil Matius ini ditulis. Berbagai peristiwa boleh mereka alami. Terlebih dalam kehadiran mereka sebagai pengikut Kristus, tantangan demi tantangan semakin berat dipikul dan dirasakan. Dengan akal pikiran mereka sebagai manusia, mereka tidak menemukan jawaban tentang apa arti dari semua yang sedang mereka alami. Ada orang yang banyak berbuat dosa, tetapi sepertinya kehidupan orang tersebut sangat diberkati. Contoh, orang-orang yang tinggal di kota Khorazim, Betsaida dan Kapernaum. Orang-orang yang hidup di ketiga kota ini, umumnya jauh dari berbuat baik. Tetapi Yesus berkenan datang ke ketiga kota itu dan melakukan mujizat-mujizat-Nya di situ. Terkesan sepertinya Yesus tidak menghukum mereka. Sepertinya Yesus setuju dengan tindakan mereka. Sebaliknya ada orang yang berupaya hidup jujur, baik dan benar, namun kehidupan mereka tidak lepas dari tantangan dan persoalan. Yang jika dilihat dengan kaca mata manusia, seakan-akan mereka yang mau hidup jujur, baik dan benar ini malah sepertinya sedang di hukum oleh Allah. Itulah rahasia Allah yang tidak mampu dipahami oleh manusia. Pada ayat 25, Yesus berkata : “Aku bersyukur kepada-Mu Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan dari orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil….” Orang kecil yang dimaksudkan Yesus di sini adalah orang yang rendah hati, orang yang selalu mau mendekatkan diri kepada Tuhan dalam kondisi apapun. Itulah sebabnya pada ayat-ayat bacaan kita, ada ajakan yang Yesus tujukan kepada semua orang, teristimewa mereka yang letih lesu dan berbeban berat. Datang dan mendekatkan diri kepada Tuhan dalam Doa. Sebab Yesus akan memberikan kelegaan kepada mereka. Kepada semua orang yang letih lesu dan berbeban berat, Yesus mau mengatakan bahwa tantangan dan persoalan yang mereka pikul, sesungguhnya tidak seberat yang mereka bayangkan. Jika tantangan dan persoalan itu dipikul sendiri pasti akan terasa berat. Tetapi jika mereka mau datang kepada Yesus, mengakui segala kesalahan dan pelanggaran mereka dihadapan Yesus, dan membiarkan Yesus berperkara dalam hidup mereka maka pasti beban itu akan terasa enak dan ringan. Datang dan mendekat  kepada Yesus di dalam dan melalui Doa, melambangkan sikap merendah, sikap orang kecil, yang pasrah, dan berserah dihadapan Allah yang Maha Besar dan berkuasa, yang merasa sangat memerlukan tuntunan, bimbingan dan kekuatan dari Allah di dalam Yesus Kristus. Rahasia ilahi tentang arti hidup akan Allah singkapkan kepada orang-orang  yang   berlaku   demikian.  Tetapi  orang-orang    yang   merasa diri pandai, merasa diri berhikmat, dan akhirnya tidak punya waktu untuk “Berdoa” (sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan), mereka tidak akan pernah dapat memahami arti hidup ini. Pada akhirnya nanti mereka akan menanggung akibat dari semua tindakan mereka.

Persekutuan Kaum Bapak yang Tuhan Yesus kasihi,...
Ketika kita menjalani hidup ini, kita tidak dapat menghindarkan diri dari tantangan dan persoalan. Mungkin kita seperti Pemuda dalam ilustrasi di atas, di mana kita harus ada dalam kesedihan, kekecewaan, putus asa, karena tantangan dan beban hidup yang begitu berat harus kita hadapi. Kita berkata bahwa kita sudah berdoa, kita sudah bawa pergumulan-pergumulan kita itu kepada Tuhan lebih dari sekali. Tetapi Tuhan sepertinya tidak mendengar dan tidak memberi jawaban.
Akhirnya    kita   berkeluh   kesah.  Kita   marah,   kita memberontak kepada Tuhan.
Pertanyaannya, apakah benar Tuhan tidak menjawab? Apakah benar Tuhan menginginkan kita berpindah dari satu tantangan ke tantangan lainnya? Tidak Saudara! Sebenarnya Tuhan sudah menjawab, tetapi tidak dengan suara yang kuat dan keras, melainkan dengan suara yang lemah lembut. Begitu pula  tidak selamanya tantangan dan persoalan adalah karena Tuhan membenci kita. Semua yang Tuhan lakukan tentu ada maksudnya. Dengan berbisik, Tuhan menginginkan kita memusatkan perhatian, diam, berhenti mengeluh dan datang semakin dekat, sehingga kita bisa mendengar dan mengerti jawaban-Nya dengan jelas. Dengan tantangan dan persoalan sebenarnya Tuhan sedang membentuk kita, menjadi orang-orang yang mampu mengenal diri, orang-orang yang kuat dan tangguh, orang-orang yang hanya berpasrah dan mengandalkan Tuhan, orang-orang yang semakin dekat dengan Tuhan. Teristimewa dalam kehadiran kita sebagai Bapak-bapak, kepala-kepala rumah tangga, sebagai orang-orang yang diserahi tugas dan tanggung jawab penuh untuk menjadi contoh dan teladan bagi istri dan anak-anak kita. Berhadapan dengan begitu banyak persoalan dalam rumah tangga kita masing-masing, dalam tugas dan pekerjaan kita, kitalah yang pertama-tama harus menjadi orang-orang yang kuat dan  tegar. Orang-orang yang lebih banyak  memusatkan perhatian, menjadi tenang, supaya dapat mendengarkan suara Tuhan dan mengerti maksud Tuhan dalam hidup kita masing-masing. Sangatlah keliru kalau kita berlaku sebaliknya. Banyak kali secara fisik saja kita kuat, tetapi secara rohani, kita lemah. Kadang kita kehilangan kendali, kehilangan pegangan dan arah. Akhirnya ketika berhadapan dengan persoalan kita mengambil langkah yang keliru, langkah yang tidak kristiani, atau yang sering dikenal dengan istilah “jalan pintas” demi ketenangan yang sementara saja sifatnya. Ada banyak kenyataan hidup yang mungkin menurut kita tidak adil, namun kita diminta tidak cemburu, tidak iri terhadap keberhasilan orang lain. Tetapi baiklah kita mensyukuri apa yang menjadi berkat Tuhan dalam hidup kita masing-masing. Sebab dibalik semuanya itu tentu ada maksud-maksud Tuhan yang baik bagi kita.
Bapak-bapak yang terkasih, menjalani hidup yang penuh tantangan dan persoalan, menjalani hidup yang merupakan rahasia bagi kita, mari kita tetap BERDOA. Mari kita mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga kita dapat mengetahui apa maksud dan rencana Tuhan yang indah bagi kita semua.
Amin.- 🙏
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  IBRANI 10 : 1 – 18 TEMA   : PERSEMBAHAN YANG SEMPURNA   Saudara-saudara yang Tuhan Yesus kasihi, …. Ada satu suku di Papua, yang b...